Sharing Bareng Kang Sulis merupakan sebuah blogger yang berisikan tema Pendidikan.. Apabila ada kesamaan isi blog dengan blog lain dan ketidaksesuaian upload file kami mohon maaf.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Eko Sulistiyanto

Foto ini diambil pada saat Lokakarya Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Boyolali

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 25 April 2022

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert


  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Untuk menunjukkan pemahaman Anda akan kaitan antarmateri ini anda akan membuat rangkuman yang menunjukkan koneksi antarmateri.

  • Buatlah sebuah rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran Anda sampai saat ini pada program guru penggerak ini.
  • Anda dapat memilih bentuk rangkuman kesimpulan Anda dengan cara:

  • menulis sebuah blog dan mengundang rekan-rekan seprofesi Anda untuk memberikan tanggapan atas tulisan Anda, atau
  • bentuk sebuah presentasi video yang dimuat di media sosial, menggunakan media animasi sederhana, misalnya powtoon atau screencast atau media sosial lainnya.

  • Silakan kirim tautan blog/bahan presentasi yang dimuat di media sosial di blog yang disediakan.
  • Bila Anda tidak ingin menggunakan media sosial, Anda dapat membuat blog atau bahan presentasi kemudian unggah hasil tulisn Anda di Blog yang telah disediakan.
  • Anda pun dapat membuat sebuah jurnal akan perjalanan pembelajaran Anda. Akan lebih baik, bila bentuk rangkuman kesimpulan Anda dapat mengundang pihak luar untuk menanggapi tulisan Anda, sehingga ini bisa menjadi umpan balik yang positif akan proses berpikir Anda.
  • Jangan lupa akan tenggat waktu (Hari/Tanggal/Waktu) yang telah ditentukan
  • Di bawah ini ada berbagai pertanyaan panduan yang bisa membantu Anda merangkum pemahaman Anda:

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Tugas

Link Upload pada Google Drive, Disini

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi Anda untuk menunjukkan pemahaman Anda mengenai keseluruhan materi. Anda diberi kesempatan untuk “membumikan” materi di modul ini dengan konteks lokal yang Anda hadapi. 

Apa saja bahan, alat atau pihak yang Anda butuhkan dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Dalam hal ini, kesempatan tersebut berupa jurnal monolog.

Anda diminta untuk membuat sebuah jurnal monolog (diskusi dengan diri sendiri). Jurnal ini dapat berupa blog-tulisan naratif maupun sebuah video atau audio yang merekam Anda menyampaikan sendiri konten berdurasi 3-5 menit, sesuai pertanyaan panduan berikut ini.

Panduan Pertanyaan/Guiding Questions:

  • Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
  • Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
  • Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
  • Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Upload Demostrasi Konstektual klik disini

Jumat, 22 April 2022

3.1.a.6. Refleksi Terbimbing - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Jawaban No 1: Pada kegiatan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran saya mendapatkan banyak pencerahan dan pemahaman. Menurut saya pribadi, Dilema  etika merupakan sebuah situasi yang terjadi Ketika seseorang hasus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi sangat bertentangan. Sedangkan bujukan moral merupakan sebuah situasi yang terjadi Ketika seseorang harus membuat kkeputusan antara benar dan salah. Sebagai seorang pendidik, Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, maka akan muncul nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan, seperti : cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tangung jawab, dan penghargaan akan hidup yang disebut sebagai paradigma dalam pengambilan keputusan.

Secara umum paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika ada 4 seperti di bawah ini:

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Prinsip pengambilan keputusan ada tiga, yaitu

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) ditentukan dengan konsekuensi atau hasil dari suatu tindakan.
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) menentukan keputusan berdasarkan peraturan yang telah dibuat
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) prinsipnya “Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda." Dengan kepedulian terhadap sesama kita akan menjadi lebih peka dan bersimpati.

Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  4. Pengujian benar atau salah, yang meliputi uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan Koran, uji panutan/idola.
  5. Pengujian paradigma benar lawan benar
  6. Melakukan prinsip resolusi
  7. Investigasi opsi trilema
  8. Buat keputusan
  9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Hal yang menurut saya diluar dugaan adalah dimana diri saya sendiri pada saat menghadapi situasi dilemma etika dalam mengambil keputusan saya lakukan terlalu terburu – buru tanpa menggunakan prinsip atau tahapan – tahapan dalam pengambilan keputusan, sehingga menyebabkan terfikir ulang setelah keputusan dilakukan dan diri saya merasa ketakutan dengan konsekuensi yang dihasilkan.

Jawaban no 2 : pengalaman saya dalam mengambil keputusan pada situasi dilema adalah Ketika saya mendapatkan perintah dari dua orang pemangku kepentingan yang memiliki pola pikir atau keinginan yang berbeda. Dimana orang A meminta saya melakukan tindakan sesuai dengan program kerja yang dibuat dan sesuai dengan SOP. Disisi lain Orang B meminta saya untuk melakukan tindakan yang menurut saya itu tidak sesuai dengan SOP dan bertentangan dengan pola pikir dan prinsip  saya. Saat itu saya bingung apa yang harus saya lakukan supaya tidak terjadi kesalahpahaman diantara dua pemangku kepentingan tersebut.

Jawaban no 3 : Sebelum mempelajari materi ini, saya sering kali dilema etika dalam pengambilan keputusan yang pada situasi yang sulit disekolah. Saya merasa apa yang sudah saya lakukan dan  putuskan itu sudah terbaik menurut saya dan terbaik  untuk orang lain pada lingkungan atau lini saya. Namun setelah mempelajari modul ini, justru Langkah-langkah yang pernah saya putuskan terdapat Langkah-langkah untuk dijadikan pertimbangan dalam pengujian dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil tidak dapat diterima pihak lain dan menjadikan hubungan pertemanan menjadi merenggang.

Jawaban no 4 : Saya banyak mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dalam menyikapi situasi dilema etika dimana dalam pengambilan keputusan saya lebih berfikir lagi dengan melihat dampak bagi orang lain konsekuensi yang akan timbul dengan keputusan tersebut. Keputusan yang saya ambil lebih dapat dipertanggungjawabkan dan di usahakan tidak merugikan orang lain sehingga saya tidak merasa terbebani dengan keputusan tersebut. Dalam pengambilan keputusan pun saya menerapkan tahapan-tahapan dalam pengambilan keputusan sehingga mendapatkan hasil keputusan yang terbaik bagi semua orang.

Jawaban no 5 : Saya kira  modul ini sangat penting untuk dipelajari dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat kita dihadapkan dengan situasi yang bertentangan dengan hati dan prinsip kita, maka cara yang terbaik untuk mengambil keputusan kita harus menerapkan prinsip, paradigma dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan ini. Dan dengan mempejarari dan menerapkan modul ini keputusan yang kita ambil akan tepat.

Jawaban no 6 : saya berharap bisa dan mampu menerapkan dan mempraktikkan materi yang saya pelajari di sekolah maupun masyarakat pada saat dihadapkan situasi dilema etika dan bujukan moral. Selain itu saya akan berusaha berbagi ilmu ini dengan teman disekolah.

Jawaban no 7 : Dalam menghadapi situasi dilemma dan bujukan moral kita harus bersikap tenang sebelum kita mengambil keptusan harus kita fikirkan dulu konsekuensinya akan berdampak baik atau buruk bagi orang lain

3.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Bacalah kutipan di bawah ini dan tafsirkan maksudnya:

“Sumber berharga yang dimiliki semua guru adalah kesalingtergantungan satu dengan yang lain. Tanpa kolaborasi (kerja bersama), maka pertumbuhan diri kita dibatasi oleh pandangan diri kita masing-masing”

(The most valuable resource that all teachers have is each other. Without collaboration our growth is limited to our own perspectives)

Robert John Meehan

Pada kegiatan ini, Anda akan melakukan kerja kelompok dan presentasi hasil melalui web meeting. Anda diminta dapat kerja bersama (berkolaborasi), untuk mencapai tujuan bersama yaitu menjadi pemimpin pembelajaran yang bijaksana, cekatan dan mandiri di sekolah/lingkungan masing-masing dalam keterampilan pengambilan keputusan yang memiliki unsur dilema etika. 

Selanjutnya, unggah hasil kerja kelompok (dalam format presentasi) disini, sesuai dengan petunjuk pengiriman hasil yang telah disediakan.


3.1.a.4.3. Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep

CGP akan mendalami materi melalui studi kasus dalam bentuk video. Para CGP masing-masing akan mendapatkan 1 video untuk dianalisis. Silahkan didiskusikan dengan pendamping dan fasilitator untuk memilih video yang akan dianalisis (catatan: pastikan semua video terwakili untuk dianalisis). Setiap CGP harus memberikan minimal dua komentar/tanggapan terhadap hasil analisis CGP lainnya. 

Studi Kasus 8

Ina adalah siswa kelas 11. Untuk merayakan kenaikan kelas ke kelas 12, Ina dan beberapa temannya akan berkumpul bersama di rumah temannya dan menonton film-film drama Korea dari salah satu laptop teman-temannya. Kebetulan di rumah temannya tersebut, orang tuanya akan pergi seminggu tugas ke luar kota, jadi Ina dan teman-temannya sangat bergembira bisa mendapatkan kesempatan untuk bersama di akhir tahun ajaran. Untuk membiayai ‘pesta kenaikan kelas kecil’ di rumah temannya tersebut, Ina dan teman-temannya sepakat untuk membayar 100,000,- setiap orang. Ina pun telah memberitahu ibunya bahwa dia akan menggunakan uang untuk perayaan kenaikan di rumah temannya. Namun ibunda Ina berubah pikiran karena merasa uang sebesar Rp. 100,000,- bisa digunakan untuk membayar buku-buku dan seragam Ina di kelas 12 nanti. Akhirnya ibunda Ina melarang Ina pergi dan meminta Ina untuk menggunakan uang untuk membeli seragam dan buku-buku sekolah yang diperlukan. Ina rupanya tetap ingin merayakan pesta kenaikan kelas di rumah temannya, ia pun telah menabung sekian bulan dari uang jajannya untuk bisa menyisihkan uang 100,000,-. Akhirnya malam itu Ina tetap pergi ke rumah temannya namun izin untuk bikin tugas kelompok kepada ibunda. Ina hanya memberitahu adiknya, Zahra bahwa dia sesungguhnya pergi ke rumah temannya dan menghabiskan uang 100,000,- untuk merayakan kenaikan kelas. Setelah sekian bulan, ibunda Ina tiba-tiba menanyakan ke Zahra, apakah dia mengetahui apakah kakaknya telah membayar uang sekolah. Apakah yang akan dikatakan Zahra, mengapa? Prinsip apa yang diambil?


Berikut ini panduan untuk melakukan analisis studi kasus:

1. Apa keputusan yang Anda ambil?

2. Prinsip mana yang  Anda gunakan, dan mengapa?

3. Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.

a. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
c. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
d. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
e. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

f. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai

g. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

h. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

j. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Selanjutnya, di bawah ini adalah beberapa pertanyaan pengayaan, CGP dapat memilih 2 (dua) dari 4 (empat) pertanyaan berikut untuk dijawab berdasarkan analisis studi kasus CGP diatas. 

  1. Dari kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, apakah ada langkah-langkah yang Anda anggap  lebih penting daripada langkah lainnya, mengapa?
  2. Selain kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut, menurut Anda apa lagi yang sebaiknya dilakukan oleh pemimpin pembelajaran dalam memastikan keputusannya adalah keputusan yang tepat?
  3. Bila Anda menerapkan 9 langkah tersebut, apakah dapat dipastikan bahwa keputusan yang Anda ambil akan bisa mengakomodasi semua pemangku kepentingan (stakeholder) sekolah? Mengapa?
  4. Menurut Anda, bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan budaya sekolah dalam pengambilan keputusan di dalam situasi dilema etika?
Jawab :

1. Keputusan yang saya ambil sebagai Zahra adalah mengatakan sejujurnya kepada Ibu, bahwa Ina belum membayar uang sekolah karena uang digunakan untuk mengikuti perayaan kenaikan kelas dirumah temannya.  
2. Prinsip mana yang  saya gunakan adalah berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking), sebab  dengan saya berkata jujur dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap diri saya pribadi dan pada diri Ina untuk memegang Amanah yang diberikan oleh orangtuanya. Dan jika Ina memang tetap ingin mengikuti acara perayaan kenaikan kelas untuk berkata jujur kepada orangtua dan memberikan pengertian kepada orangtuanya.
3. Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.
a) Nilai yang bertentangan ada kasus 8 adalah kebenaran lawan kasihan. Benar jika Ina mau mengikuti acara perayaan kenaikan kelas dan membayar 100,000 tetapi disisi lain Ina juga harus meminta ijin dan memberi pengertian kepada orangtuanya.

b) Yang terlibar dalam kasus ini adalah Zahra, Ina dan Orangtua Ina

c) Fakta-fakta yang relevan dengan kasus ini adalah Ina menggunakan uang 100,000 untuk membayar dan mengikuti perayaan kenaikan kelas XI ke Kelas XII, Ina tidak meminta ijin kepada orangtua, bahwa Ina menggunakan uang pembayaran sekolah sebesar 100,000 untuk membayar perayaan kenaikan kelas. 

d) Pengujian benardan salah

Tidak ada aspek hukum pada pada kasus 8 ini
Pada kasus ini tidakterdapat pelanggaran peraturan / kode etik profesi namun terdapat dilema etika  dimana tanggung jawab dan kejujuran di abaikan oleh Ina. Uang yang seharusnya untuk membayar sekolah digunakan untuk mengikuti perayaan kenaikan kelas.
Ya, uang yang seharusnya untuk membayar sekolah digunakan untuk mengikuti acara perayaan kenaikan kelas tanpa meminta ijin orangtua terlebih dahulu 
Jika keputusan ini dipublikasikan ke halaman koran saya akan merasa malu, tidak nyaman dan merasa bersalah tidak mematuhi perintah orangtua
Keputusan panutan/idola akan melakukan hal sama sepert yang saya lakukan adalah menggunakan uang tersebut untuk membayar kebutuhan sekolah. Dan saya akan mementingkan kebutuhan sekolah terlebih dahulu dari pada kepentingan kesenangan semata.
e) Kebenaran lawan kesetiaan, Jangka Panjang lawan Jangka Panjang

f) Berpikir berbasis rasa peduli

g) Kalau menerapkan investigasi Trilema seharusnya Ina meminta ijin Kembali ke orang tua dan memberikan alasan kenapa Ina harus mengikuti acaraperayaan tersebut 

h) Memberikan pengertian dan masukan kepada Ina untuk selalu bertanggung jawab dengan Amanah yang diberikan kepada orangtua dan selalu memegang kejujuran.

i) Bahwa dalam prinsip hidup kita harus selalu bersikap jujur, tanggungjawab, amanah termasuk dalam proses pengambilan keputusan maupun melaksanakan hasil keputusan.



Pertanyaan Pengayaan 

3. Belum tentu keputusan yang diambil melalui 9 langkah dapat mengakomodir semua pemangku kepentingan sekolah, karena masing-masing pemangku kepentingan  mempunyai sudut pandang yang berbeda. Menurut saya pribadi dalam menerapkan  9 langkah tersebut untuk pengambilan dan pengujian keputusan akan lebih mudah dan menghasilkan keputusan yang terbaik, namun hasil keputusan yang menurut saya baik belum tentu terbaik  untuk orang lain.

4. Menurut saya dalam pengambilan sebuah keputusan yang terkait dengan dilemma etika harus dipertimbangkan apa dampak keputusan yang harus dia.mbil baik bagi diri kita sendiri maupun warga sekolah. Dalam pengambilan keputusan masalah yang ada disekolah harus menjadi tolok ukur bagi semua warga sekolah sehingga menimbulkan kesadaran setiap individu disekolah untuk menerapkan nilai-nilai baik tersebut menjadi budaya disekolah. 


3.1.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.


Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada 4 studi kasus sebelumnya sebagai Contoh Studi kasus Ibu Tati.


Question #1
Bapak dan Ibu CGP,

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah Bapak Ibu pelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut telah Bapak dan Ibu dapatkan di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional.

Sekarang, mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang Anda pilih pada penugasan mandiri di pembelajaran 2.3 sebelumnya:
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Dalam kasus tersebut Ali mengalami beberapa masalah terkait Praktik Kerja Lapangan(PKL) yang dilakukannnya. kondisi Ali saat itu tidak punya kendaraan pribadi untuk berangkat PKL yag jaraknya jauh dari Rumah. Pada saat mendaftar PKL, Ali mendaftar dengan temannya yang bernama Gilang  supaya berangkat bisa memboncengnya. Namun saat diterima PKL Ali dan Gilang berbeda shift, sehingga Ali merasa kebingungan untuk berangkat PKLnya. Selain pemasalahan itu Ali juga merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas, dikarenakan tidak diberikan Contoh terlebih dahulu dalam menyelesaikan tugas tersebut. Dari permasalahan tersebut Ali ingin pindah dari tempat PKL. Tetapi sebelum memutuskan pindah Ali meminta saran dan masukan kepada Pak Eko untuk mengatasi Solusi yang dihadapi. Setelah itu Ali dan Pak eko diadakan choaching dengan model TIRTa. dari hasil Choaching Ali bisa mengambil langkah dengan menemuhi Pembimbing PKL terkait membahas penyelesaian PKL tersebut.

Nilai yang bertentangan dengan studi kasus tersebut adalah Pak Eko menggali atau mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Ali dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kondisi Ali mau pindah tempat PKL. Selain itu dalam coaching, coach mengidentifikasi apa saja yang sudah dilakukan dalam masalah yang dihadapi tanpa memberikan solusi kepada coachee. coach pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan coachee ahur mengambil langkah apa yang harus dilakukan. coach juga memberikan pendampingan kepada coachee dalam menyelesaikan masalah itu sampai tuntas dengan keputusan yang telah diambil Ali sebagai coachee.

Question #2
Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?

Ali (coachee), Pak Eko (coach), Gilang (Yang membantu Ali), Pembimbing PKL Ali

Question #3
Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini 

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.

Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?

Ali ingin pindah tempat PKL dengan alasan tidak punya kendaraan pribadi dan tidak diberikan contoh dalam pengerjaan tugas yang diberikan
Pak Eko sebagai coach melakukan identifikasi masalah yang diadapi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah tersebut sehingga Ali tidak jadi pindah tempat PKL dan masalah akan terselesaikan
Ali mengambil keputusan dengan menemui Pembimbing untuk membicarakan terkait masalah yang dihadapi dan meminta bantuan Gilang untuk membicarakannya.

Question #4
Langkah 4: Pengujian benar atau salah 

1. Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.
2. Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus  melindungi sumber beritanya,  seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.
3.Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini  mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini.  Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar. 
4. Uji Halaman  Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika. 
5. Uji Panutan/Idola 
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. 

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: 

  • Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. 
  • Uji halaman  depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. 
  • Uji Panutan/Idola  berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. 
Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.
Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  1. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega)
  2. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  3. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  4. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  5. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
Jawab :
  1. tidak, dalam pengambilan keputusan tersebut bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Ali dengan menemui Pembibing PKL 
  2. jika Ali langsung mengambil keputusan Pindah tempat PKL maka akan melanggar kode etik atau aturan dalam pelaksanaan PKL, tetapi disini Ali akan melakukan komunikasi dulu dengan Pembimbing untuk jalan yang akan ditempuh jadi tidak melanggarkode etik 
  3. Saya kira Ali sudah mengungkapkan masalahnya dengan jujur, dan dia berusaha untuk menyelesaikannya, jadi apa yang Ali lakukan sudah benar
  4. Dari kasus itu jika di publikasikan saya kira  jangan dulu, karena akan mengganggu kenyamanan Ali dan Pemilik tempat PKL
  5. Jika saya mengalami masalah seperti Ali saya juga akan mengambil keputusan yang sama 
Question #5
Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 
Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term) 
Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
Dari kasus tersebut menurut saya paradigma yang terjadi adalah Rasa keadlina lawan wasa kasihan dan Jangka pendek lawan jangka panjang

Question #6
Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi 

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Question #7
Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema 

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
Sebelum mengambil keputusan dilakukan coaching dengan model TIRTa dan melakukan diskusi bersama antara Ali(cachee) dan Pak Eko (coach).

Question #8
Langkah 8: Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

Apa keputusan yang akan Anda ambil?
Ali mengambil keputusan dengan menemui Pembimbing PKL dengan menjelaskan masalah yang dialaminya setelah melakukan coaching.

Question #9
Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.
Setelah Ali mengambil keputusan,  saya kita Ali mengambilk keputusan dengan tanggung jawab tidak grusa-grusu dalam menyikapinya dan pengambilan keputusan itu didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. semoga dengan keputusan tersebut bisa menyelesaikan masalah yang dialami oleh Ali.

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Prinsip Pengambilan Keputusan

Prinsip Pengambilan Keputusan

Question #1

Setelah Anda melakukan wawancara, salinlah tautan rekaman wawancara Anda pada kolom dibawah ini dengan rincian:

  1. Studi kasus yang dipilih: Studi kasus 1/2/3/4
  2. Tautan rekaman wawancara yang diunggah ke google drive: ...
  3. Kasus 4
  4. https://drive.google.com/file/d/169swan8vk43AZKjLoBpBBhYA84XKTFHd/view?usp=sharing

Question #2

Pengambilan Keputusan seperti apa yang diajukan oleh rekan kerja Anda?

*) Pilih salah satu jawaban dari kemungkinan yang Anda bisa lakukan dalam studi kasus yang dipilih.

Question #3

Bila Anda berada dalam situasi di mana Anda adalah rekan dari guru yang ada di studi kasus 1/2/3/4, apakah yang akan Anda lakukan? Berbedakah jalan keluar Anda dengan rekan guru Anda?

Yang akan saya lakukan sama seperti yang beliau lakukan, saya harus bersikap tenang supaya tidak menambah emosi pak Anwar dan mengajak beliau bicara dengan hati hati supaya Pak Anwar tidak merasa tersinggung.

Question #4

Kira-kira rekan kerja Anda mengambil keputusan seperti yang diambil karena berlandaskan prinsip yang mana dari ketiga prinsip dilema etika? Kira-kira bagaimana prinsip Anda sendiri?

Berfikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Question #5

Dari ketiga prinsip dilema etika ini, apakah yang tidak terduga atau menarik dari ketiga prinsip ini?

Prinsip dilema etika serinng berbanding terbalik dengan perasaan dan sikap maupun karakter dari setiap individu. seperti pada kasus tersebut diatas, bahwa teman saya dalam menghadapi kondisi dan situasi tersebut harus bersikap tenang dan berfikir secara jernih supaya tidak terjadi kesalahpahaman  sehingga emosi Pak Anwar mereda dan membuat suasana nyaman dengan harapan dapat menemukan solusi bersama.

Question #6

Pertanyaan-pertanyaan apakah yang masih mengganjal atau ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang 3 prinsip dilema etika?

Saya pribadi cenderung dalam mengambil keputusan sring menggunakan prinsip rasa peduli supaya tidak terjadi kesalahpahaman dengan sesama. Apakah apa yang saya lakukan ini sudah sesuai atau belum? apa mungkin ada aturan tertentu dalam menerapkan ke tiga prinsip dilema etika? Mohon pencerahnnya ! Terimakasih 

3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Nilai-nilai Kebajikan Universal

Pengantar

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Sekolah adalah 'institusi moral' yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. 

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi. 

2.1 Nilai-nilai Kebajikan Universal

Di bawah ini ada beberapa contoh nilai-nilai kebajikan universal yang telah disepakati beberapa institusi:

1. IBO Primary Years Program (PYP)

Sikap Murid:

  • Toleransi
  • Rasa Hormat
  • Integritas
  • Mandiri
  • Menghargai
  • Antusias
  • Empati
  • Keingintahuan
  • Kreativitas
  • Kerja sama
  • Percaya Diri
  • Komitmen

2. Sembilan Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF):

  • Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNYA
  • Kemandirian dan Tanggung jawab
  • Kejujuran (Amanah), Diplomatis
  • Hormat dan Santun
  • Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong
  • Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja Keras
  • Kepemimpinan dan Keadilan
  • Baik dan Rendah Hati
  • Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan

3. Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup (LIfelong Guidelines and Life Skills)

Keterampilan Hidup

  • Dapat dipercaya
  • Lurus Hati
  • Pendengar yang Aktif
  • Tidak Merendahkan Orang Lain
  • Memberikan yang Terbaik dari Diri

Petunjuk Hidup

  • Peduli
  • Penalaran
  • Bekerja sama
  • Keberanian
  • Keingintahuan
  • Usaha
  • Keluwesan/Fleksibilitas
  • Berorganisasi
  • Kesabaran
  • Keteguhan hati
  • Kehormatan
  • Memiliki Rasa humor
  • Berinisiatif
  • Integritas
  • Pemecahan Masalah
  • Sumber pengetahuan
  • Tanggung jawab
  • Persahabatan

4. The Seven Essential Virtues (dari Building Moral Intelligence, Michele Borba):

  • Empati
  • Suara Hati
  • Kontrol Diri
  • Rasa Hormat
  • Kebaikan
  • Toleransi
  • Keadilan

Tugas 2.1
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Setelah Anda membaca nilai-nilai kebajikan dari keempat institusi tadi, sekarang pilihlah salah satu yang menurut Anda paling menarik, bandingkan dengan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip yang Anda miliki di sekolah Anda. Adakah suatu perbedaan atau persamaan? Kemudian pikirkan bagaimana nilai-nilai kebajikan yang Anda pilih dapat disampaikan dalam pengajaran atau kira-kira bagaimana program pendalaman terhadap nilai-nilai kebajikan tersebut dapat disampaikan kepada murid-murid di sekolah Anda?
Jawab :
Saya sangat tertarik dengan nilai-niai kebajikan keterampilan hidup dan petunjuk hidup, dengan nilai kita menguasai keterampilan hidup kita dapat belajar dari pengalaman - pengalaman yang telah kita dapatkan. Selain itu bisa dijadikan pelajaran berharga yang digunakan bagi murid sepanjang hidup mereka pada kondisi nyata di sekolah maupun dimasyarakat. Dengan pembiasaan pendidikan keterampilan hidup disekolah secara otomatis akan menumbuhkan daan menjadikan petunjuk hidup dalam menghadapi tantangan hidup dengan baik dan efektif.

2.2 Bujukan Moral dan Dilema Etika
Simaklah video tentang perbedaan antara dilema etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral (moral temptation) berikut ini.

Tugas 2.2

Setelah mempelajari perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral, 

sekarang Anda diminta untuk membaca kembali kasus di sekolah Anda masing-masing yang telah Anda tulis di akhir pembelajaran Mulai dari Diri, kemudian buatlah analisis apakah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral dan sebutkan alasannya.

Jawab :

menurut saya, yang alami pada kasus Mulai dari diri adalah bujukan moral. Karena pada permaslahan tersebut saya merasa takut akan diri saya sendiri dalam mengambil keputusan dan saya lebih percaya dengan informasi yang belum tentu kebenarannya.

Video Dilema 1

Simaklah video dilema berikut dan jawablah pertanyaan yang menyertainya.

Pertanyaan :

Siapa yang menghadapi dilema?

Apakah dua kebenaran yang ada?

Adalah benar jika tokoh tersebut ... karena ... 

Tapi benar juga jika dia  ...  karena ...

Paradigma mana yang terjadi pada masing-masing dilema?

Dilema .... lawan ...

Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk cerita yang sama? Bila iya, yang manakah dan mengapa?

Jawab :

Yang mengadapi dilema adalah Pak Tono ; Dua kebenaran yang ada adalah benar jika Pak Tono memilih untuk pergi wawancara demi masa depan yang lebih baik , tapi benar juga jika Pak Tono meninggalkan wawancara untuk merawat orang tuanya yang sakit. Paradigma dilema etika yang dihadapi Pak Tono adalah jangka pendek lawan jangka Panjang.

Video dilema 2


Jawab : 
Yang menghadapi dilema adalah Bu Hani sebagai Perutas Pespurtakaan; Dua kebenaran yang ada adalah benar jika Made membayar uang densa , tapi benar juga jika Made diberikan pengecualian. Paradigma dilema etika yang dihadapi adalah keadilan dan rasa kasihan.

Video Dilema 3

Jawab :
Yang menghadapi dilema adalah Pak Budi; Dua kebenaran yang ada adalah benar jika Pak Budi jujur kepada kepala sekolah karena Pak Bambang melakukan les privat terhadap Bagas Kelas X , tapi benar juga jika Pak Bambang lagi butuh dana untuk biaya melahirkan istri. Paradigma dilema etika yang dihadapi adalah kebenaran lawan kesetiaan atau Keadilan lawan Kasihan.

Video Dilema 4

Jawab :
Yang menghadapi dilema adalah Siswa Laki-laki yang bermain bola; Dua kebenaran yang ada adalah benar Siswa tersebut bermain bola pada saat cuaca cera , tapi benar juga jika mereka harus memgikuti atau mengadakan bazar karena untuk biaya studi banding. Paradigma dilema etika yang dihadapi adalah kebenaran lawan kesetiaan atau jangka pendek vs jangka panjang.

2.3 Tigas Prinsip Pengambilan Keputusan
Tujuan Pembelajaran: 
CGP sebagai pemimpin pembelajaran dapat memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika.


Pertanyaan Pemantik:
Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.
(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).   

Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia.  Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. 

Silakan Anda membaca 3 (tiga) pernyataan di bawah ini: 

  1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
  2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
  3. Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda. 
Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran Anda memiliki kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Silakan tanpa berpikir panjang, Anda langsung menuliskan jawaban Anda di secarik kertas.

Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:
  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Perlu diingat bahwa setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. 

3 Prinsip Dilema Etika
Silakan cermati video yang berisi penjelasan mengenai tiga prinsip pengambilan keputusan dengan unsur dilema etika ini. 


Apa pemahaman Anda dari video prinsip dilema etika di atas,  adakah sesuatu yang tidak terduga, atau adakah pertanyaan lanjutan yang masih ingin Anda pelajari selanjutnya pada sesi pendampingan fasilitator dan mentor?
Jawab :
bahwa 3 prinsip deontologis seperti prinsip berbasis rasa peduli, berbasis peraturan dan berbasis pengetahuan memiliki kelebihan dan mendapatkan kritik . tiga prinsip tersebut adalah penanganan dilema etika yang masing masing memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Tugas 2.3 (Wawancara)
Temuilah seorang rekan kerja Anda, dan tanyakan apakah rekan Anda tersebut bersedia memberikan pendapat mereka terhadap studi kasus di bawah ini. Anda diharapkan memilih satu kasus dari empat kasus yang disediakan.  Bila bersedia, rekamlah hasil wawancara Anda, bisa dalam bentuk video atau audio.
Studi Kasus 1:
Ibu Tati adalah guru kelas V yang merupakan rekan kerja Anda, yang mana sama-sama mengajar kelas V yang kelasnya paralel. Ruangan kelas ibu Tati pun persis di sebelah ruangan kelas Anda. Ibu Tati terkenal sangat disiplin dan cenderung ‘galak’. Pada sisi lain, ibu Tati juga pekerja keras dan murid-muridnya pun selalu mendapatkan nilai-nilai yang sangat baik. Sebagian murid-murid sangat takut kepada ibu Tati, dan sebagian lain bisa menyesuaikan diri. Kepala Sekolah Anda dan orang tua murid juga sangat menghargai ibu Tati. Suatu hari, Anda mendengar tangisan seorang murid dan pergi keluar untuk melihat asal suara tangisan tersebut. Anda melihat seorang murid perempuan, kelas V sedang berlutut di atas bebatuan sekolah yang sangat panas hari itu, menghadap di depan pintu kelas ibu Tati.  Anda melihat ibu Tati tampak tidak menghiraukan suara tangisan muridnya dan tetap mengajar seperti biasa, namun Anda bisa melihat bahwa beberapa murid di kelas ibu Tati mencoba untuk mencuri pandangan keluar kelas melihat temannya yang sedang menangis dan berlutut di terik matahari. Apa yang harus Anda lakukan? Apakah guru lain dapat menginterupsi di mana saat itu ada guru lain yang memiliki wewenang atas kelas yang dipimpinnya? Dalam kondisi ini apa yang bisa Anda lakukan? Dapatkah Anda menginterupsi, mengapa, dan bagaimana?

Studi Kasus 2:
Anda adalah Kepala Sekolah di SMA Tunas Gemilang.  Pak Doddy adalah seorang guru Matematika di sekolah yang Anda pimpin. Ia adalah guru yang kompeten dan memiliki semangat belajar yang tinggi.  Ia menguasai bidang yang diajarkan dan metode mengajarnya juga mudah dimengerti oleh murid-murid, namun ia memiliki beberapa masalah dalam pengendalian emosi dan pengelolaan waktu.  Beberapa kali  Anda mendapat keluhan baik dari murid-murid maupun orang tua murid bahwa Pak Doddy kerap marah-marah pada murid-muridnya ketika ia kecewa pada sikap atau kinerja mereka.  Anda telah menyampaikan keluhan-keluhan tersebut pada Pak Doddy dan membimbingnya untuk memperbaikinya. Pak Doddy juga kerap kali terlambat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat soal ujian, dan juga mengisi nilai raport siswa. Kejadian terakhir, Pak Doddy terbukti memanipulasi laporan keuangan kepanitiaan kegiatan study tour ke Yogya, dimana ia menjadi bendaharanya. Akhirnya di akhir tahun ajaran, Anda memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja Pak Doddy. 

Pak Doddy dapat menerima keputusan sekolah. Ia segera mencari pekerjaan baru dengan melamar ke beberapa sekolah. Pak Doddy juga secara personal meminta Anda untuk memberikan rekomendasi bila ada sekolah yang memintanya. Anda pun mengiyakannya. Pada suatu hari, Anda mendapat email dari bagian Sumber Daya Manusia/SDM, SMA Cahaya Hati yang meminta Anda mengisi lembar rekomendasi mengenai kinerja Pak Doddy sehubungan dengan lamaran Pak Doddy ke sekolah tersebut sebagai Koordinator Guru Matematika. Di formulir itu ada beberapa pertanyaan tentang pengendalian emosi, pengelolaan waktu, juga tentang integritas. 

Anda paham betul bahwa kalau Anda mengisi dengan sebenar-benarnya, Pak Doddy tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut. Padahal sekolah tersebut adalah sekolah yang baik dan posisi yang dituju adalah posisi yang baik. Anda juga tahu, sebagai kepala keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan 3 anak yang masih kecil-kecil, Pak Doddy sangat membutuhkan pekerjaan ini. Apa yang akan  Anda lakukan? Apakah Anda akan mengisi form tersebut dengan apa-adanya, atau akan anda buat sedikit lebih baik dari fakta yang terjadi? Apa yang akan menjadi pertimbangan ketika Anda melakukan itu?

Studi Kasus 3:
Anda adalah guru pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Karakter Mulia. 4 hari lagi  adalah hari pembagian raport Semester 1. Sebelumnya, semua guru telah menyerahkan daftar nilai murid-murid pada pelajaran yang diampunya pada kepala sekolah, Ibu Rosdiana. Ibu Rosdiana adalah Kepala Sekolah yang baru bertugas di SMA Karakter Mulia di tahun ajaran ini.  

Hari ini Ibu Rosdiana mengadakan rapat guru.  Ia membuka pertemuan dengan berterima kasih atas kerja keras para guru dalam mengajar murid-murid selama ini dan juga telah mengumpulkan nilai rapor dengan tepat waktu. Kemudian ia menyampaikan bahwa secara umum, nilai raport yang diberikan oleh guru-guru terlalu rendah dan tidak mencukupi untuk mendukung murid-murid masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur nilai raport atau jalur tanpa tes. Ia dengan tegas menyatakan, kalau nilai rapor tetap seperti itu, maka murid-murid sekolah kita sampai kapan pun tidak pernah bisa diterima di PTN dengan jalur nilai raport. Ia juga menyatakan bahwa salah satu target kerjanya di SMA karakter Mulia  adalah membuat 25% murid diterima di PTN dengan jalur raport. Oleh karena itu, sejak murid-murid di kelas 10, nilai raport mereka harus dibuat bagus dan menunjukkan grafik peningkatan. 

Ibu Rosdiana akhirnya meminta guru-guru untuk menaikkan nilai murid-murid 10 poin, maka bila nilai murid 70 maka akan menjadi 80, dan seterusnya, demi membantu masa depan mereka, dan juga demi nama baik sekolah agar kepercayaan masyarakat meningkat bila banyak murid-murid sekolah ini yang diterima di PTN dengan jalur nilai rapor.  Anda telah mengajar di sekolah ini selama lebih dari 5 tahun, dan selama ini Anda merasa diberi otoritas dan kepercayaan penuh dalam memberikan penilaian pada murid-murid Anda, selama ada bukti-bukti penilaian yang lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Anda merasa kredibilitas Anda diragukan dan integritas anda dipertanyakan.  Bila Anda meningkatkan  Apa yang akan anda lakukan dan atas dasar apa Anda melakukan itu?

Studi Kasus 4:
Pak Budiman merupakan guru matematika di SMP Karunia. Pak Budiman dikenal sebagai guru yang rajin, ramah, penyabar, dan disukai banyak murid. Suatu hari saat Pak Budiman sedang mengajar di jam pelajaran pertama di kelas 8A, tiba – tiba datang orang tua salah satu murid kelas 8A, Abdul,  di depan pintu kelas VIII. Bapak Anwar, ayah Abdul mengacungkan parang sambil berteriak dan memanggil – manggil Abdul agar segera pulang untuk ikut panen ikan di tambak. Sontak pak Budiman merasa kaget dan takut, demikian juga dengan murid–murid yang lainnya.  Abdul hanya bisa menangis ketakutan dan bersembunyi di pojok kelas sambil berteriak tidak mau pulang. Dalam situasi dan kondisi seperti itu apakah yang akan dilakukan Anda bila Anda berada di posisi pak Budiman ? (Kasus ini ditulis oleh salah satu CGP Angkatan 1, ditulis ulang oleh penulis modul dengan beberapa modifikasi)

Kamis, 21 April 2022

3.1.a.3. Mulai dari Diri

Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi kita, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa: 

Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.  Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu  itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik.  Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)

  1. Berilah komentar pada pekerjaan CGP lain di kolom komen pada LMS. 
  2. Setiap CGP minimal mengomentari pekerjaan 2 CGP lain.

Pertanyaan Pemantik - Survei Pengetahuan Awal
Menurut Bapak dan Ibu, apa pesan dari kutipan tersebut di atas?
Jawab : 
Kita sebagai guru dalam mengambil keputusan harus tepat sasaran sesuai dengan tujuan demi peningkatan pembelajaran murid. Dalam mengambil keputusan kita tidak boleh gegabah, grusa-grusu, keputusan harus sesuai dengan kondisi sebenarnya dan harus kita uji kebenarannya.

Pertanyaan Pemantik - Survei Pengetahuan Awal
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, Anda pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana Anda diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain?
Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’
Jawab:
Saya pernah dihadapkan dengan situasi masalah yang sangat memberatkan bagi saya. Untuk memecahkan masalah tersebut saya melakukan konsultasi kepada keluarga dan teman dekat. Saya mendapatkan pencerahan dan saya langsung memutuskan dan mengambil keputusan yang merasa saya anggap benar. Namun sambil berjalannya waktu saya ragu dengan keputusan yang saya ambil itu, karena ada masukan atau berita yang belum tentu kebenarannya. Tapi keputusan yang sudah sambil juga sudah tidak dapat diubah lagi bagaimanapun keadaannya, bagaimanapun saya harus menerima konsekuensi apapun yang sudah menjadi keputusan itu.

Survei Pengetahuan Awal
TUGAS ANDA!
Bacalah studi kasus pengambilan keputusan yang telah disediakan di tautan: 

Di sini tidak ada jawaban benar atau salah. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meninjau pengetahuan dan pengalaman awal Anda dalam memahami topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. 

Bagilah pengalaman di sekolah asal Anda, bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran mengambil suatu keputusan atau bagaimana Anda melihat pimpinan di sekolah Anda mengambil suatu keputusan? Di sini pemimpin pembelajaran bisa seorang guru yang harus mengambil keputusan-keputusan setiap harinya di dalam kelas, atau  seorang murid yang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam proses pembelajarannya ataupun pimpinan di sekolah asal Anda yang seringkali perlu mengambil keputusan sulit dalam tugas sehari-harinya.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau harapan-harapan Anda mengenai materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, baik untuk diri Anda maupun kelak untuk murid-murid dan lingkungan Anda.
Setelah membayangkan diri Anda mengambil keputusan yang telah ditentukan, apakah Anda pernah bertanya kembali kepada diri sendiri, apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, apakah Anda pernah memiliki rasa tidak nyaman atas keputusan-keputusan yang telah dibuat?
Setelah tuntas membaca dan menjawab pertanyaan pada tautan di atas, kumpulkan tugas sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan di LMS.

Survei Pengetahuan Awal
Silakan cermati studi kasus pengambilan keputusan yang telah disediakan kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaannya. 

Di sini tidak ada jawaban benar atau salah. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meninjau pengetahuan dan pengalaman awal Anda dalam memahami topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. 
Bagilah pengalaman di sekolah asal Anda, bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran mengambil suatu keputusan atau bagaimana Anda melihat pimpinan di sekolah Anda mengambil suatu keputusan? Di sini pemimpin pembelajaran bisa seorang guru yang harus mengambil keputusan-keputusan setiap harinya di dalam kelas, atau  seorang murid yang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam proses pembelajarannya ataupun pimpinan di sekolah asal Anda yang seringkali perlu mengambil keputusan sulit dalam tugas sehari-harinya.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau harapan-harapan Anda mengenai materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, baik untuk diri Anda maupun kelak untuk murid-murid dan lingkungan Anda.
Setelah membayangkan diri Anda mengambil keputusan yang telah ditentukan, apakah Anda pernah bertanya kembali kepada diri sendiri, apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, apakah Anda pernah memiliki rasa tidak nyaman atas keputusan-keputusan yang telah dibuat?

Question #1
Studi Kasus: Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan?

Saya akan menceritakan kondisi sebenarnya terkait pengadaan buku tersebut dengan jujur. Dan saya akan meminta ijin untuk melanjutkan kerjasama untuk memesan buku pada penerbit tersebut karena memang sekolah sudah melakukan kerjasama sejak lama dan tidak ada pihak yang saling dirugikan. 

Question #2
Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan?
Nilai kebajikan yang ada sekolah saya adalah menjalin kerjasama dengan baik dengan supliyer dan mengutamakan kejujuran. Selain itu kita akan saling menghargai perbedaan pendapat. Dalam pengambilan keputusan selalu dilakukan koordinasi dengan pihak terkait sepaya tidak terjadi kesalahpahaman.

Question #3
Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?

Pengalaman disekolah terkait pengambilan keputusan yang saling berbenturan atau berbeda pendapat pasti ada, namun kita selalu melakukan koordinasi dengan pihak atau lini terkait supaya mendapatkan keputusan terbaik dan mufakat secara bersama-sama. dan jika terjadi masala dikemudian hari tidak saling menyalahkan. 

Question #4
Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu?

Ya pernah saya alami, setelah mengambil keputusan sering saya berfikir kembali apakah yang saya ambil sudah benar. apalagi setelah keputusan diambil ada informasi dari orang lain yang belum tentu kebenarannya terus akhirnya saya pikir ulang lagi.

Question #5
Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Pertanyaan yang saya lakukan adalah Apa langkah langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?, Bagaimanakah langkah-langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan?

Tantangan dalam mengambil keputusan adalah masih adanya keragu-raguan, kepanikan dalam mengambil keputusan dan ketakutan terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan

Question #6
Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3. 1-Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3. 1 ini?

Harapan saya inginkan dalam mempelajari materi ini saya mendapatkan berbagai cara dan prosedur dalam pengambilan keputusan yang tepat. Dan saya dapat menerapkannya baik disekolah maupun masyarakat.

JURNAL REFLEKSI MINGGUAN MODUL 2

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001).

Dalam pembelajaran daring pada Pendidikan Guru Penggerak, jurnal yang ditulis setiap minggu ini menjadi media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, Anda akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang Anda latih dan uji cobakan. Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.

Sama halnya dengan keterampilan lainnya, menulis jurnal refleksi pun perlu latihan dan pembiasaan agar dapat dirasakan manfaatnya. Pada awalnya, mungkin tidak mudah untuk menuangkan gagasan reflektif ke dalam tulisan. Karena itu, untuk membantu Anda, kami memberi contoh bagaimana refleksi yang baik, walaupun ditulis secara singkat. 

Pada tautan dibawah ini disajikan beberapa model refleksi yang dapat Anda gunakan. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di setiap model tersebut berfungsi untuk memandu Anda dalam mencurahkan isi pikiran dan perasaan Anda. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut dalam bentuk paragraf (tidak dalam poin-poin bernomor). Cobalah untuk memvariasikan model yang berbeda di setiap minggunya.

2.1.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 9 

2.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 10

2.1.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 11

2.2.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 12

2.2.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 13

2.3.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 14

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15

2.3.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 16

2.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Coaching

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Pada fase ini Anda diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2: Pembelajaran yang berpihak pada murid dan membuat sebuah koneksi antar materi belajar yang sudah Anda lakukan.

Untuk memudahkan Bapak/Ibu CGP dalam merajut pemahaman dari berbagai materi, ada tiga penugasan yang perlu dilakukan. 

Instruksi Penugasan

  1. Buatlah sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya.
  2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan panduan berikut untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut.
  3. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai peran Anda sebagai Penuntun (Sistem Among) atau seorang Coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di Modul 2 yakni Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Emosi dan Sosial. 
  4. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul 2.3 bagaimana keterampilan coaching dapat membantu profesi Anda sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. 
  5. Unggahlah bagan atau artikel ini pada laman LMS.
Jawaban :

2.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pendampingan Murid dengan Pendekatan Coaching dalam Komunitas Sekolah Saya

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Setelah melakukan refleksi terbimbing, tentunya Anda sudah memiliki bekal yang cukup untuk melakukan praktik coaching lebih lanjut. Pada pembelajaran keenam ini Anda akan melakukan satu (1) praktik kegiatan coaching nyata di sekolah tempat Bapak Ibu berasal sesuai dengan model TIRTA. Coachee dapat merupakan murid atau rekan kerja dengan instruksi sebagai berikut.

Instruksi penugasan

  1. Sediakan media perekam video Anda. Media dapat menggunakan telepon seluler (handphone) Anda ataupun media lainnya.
  2. Pastikan Anda dan Coachee menyediakan waktu secara khusus selama 20-30 menit untuk praktek coaching ini. Coachee perlu diberi tahu bahwa sesi coaching ini akan direkam untuk keperluan program dan hanya akan didengar oleh fasilitator.
  3. Setelah selesai melakukan praktek coaching, periksa rekaman Anda dan berikan nama file seperti berikut: Nama Lengkap-CGP Angkatan - Sekolah Asal
  4. Contoh: Shirley Puspitawati-CGP Angkatan 1-SMA Asih
  5. Unggah file rekaman video yang sudah diberi nama ke google drive akun Anda. Jangan lupa untuk memastikan bahwa tautan google drive Anda sudah diset Shared/Dibagikan.
  6. Kirimkan tautan video yang telah diunggah di google drive Anda sesuai petunjuk bawah ini.

2.3.a.6. Refleksi Terbimbing

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Anda telah sampai pada fase refleksi terbimbing. Inilah saatnya Anda merenung, mengingat kembali, dan melakukan refleksi mendalam mengenai hal-hal yang telah Anda pelajari pada modul coaching ini. Silakan jawab pertanyaan berikut ini:

Tugas 5

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk melakukan refleksi:

1. Sebelum mempelajari modul ini,

saya pikir bahwa coaching

coaching merupakan komunikasi dalam upaya mengidentifikasi dan menyadarkan adanya suatu hambatan atau masalah dalam proses pembelajaran murid, guru dan tendik untuk bersikap dan berperilaku sesuai harapan serta membantu orang tersebut untuk mengatasinya.

saya merasa bahwa coaching

Saya merasa bahwa coaching merupakan komunikasi untuk memberikan solusi dan penyelesaian terhadap persoalan yang dialami murid maupun guru itu sendiri melalui cara bimbingan dan arahan dari guru atau rekan sejawat lain di sekolah.

2. Setelah mempelajari modul ini,

saya pikir bahwa coaching

Coaching adalah  suatu proses komunikasi atau metode yang berguna untuk mengidentifikasi, mengembangkan keterampilan dan kemampuan, dan meningkatkan kinerja sumber daya yang ada pada coachee untuk menemukan jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi oleh coachee tersebut

saya merasa bahwa coaching

Saya merasa bahwa coaching dapat mendukung pembelajaran antara coach dan coachee  demi membantu mereka dalam meraih tujuan pribadi atau tujuan profesional bersama bersama susuai yang diharapkan. coaching juga dapat membantu coachee dalam menggali jadi dirinya untuk lebih percaya diri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

3. Dari teknik keterampilan coaching yang saya pelajari, teknik yang perlu saya kembangkan dan latih adalah

komunikasi Asertif

karena

dengan sikap dan komunikasi asertif dapat membangun metal yang positif  seingga akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam melakukan komunikasi secara singat

4. Kendala yang saya hadapi ketika melakukan pendampingan dengan pendekatan  coaching dalam Komunitas Praktisi adalah

  1. Meluangkan waktu untuk proses coaching
  2. Dalam menemui coachee yang tidak terbuka dalam melakukan identifikasi masalah, masih bingung atau grusa grusu dalam komunikasi
  3. tidak menguasai teknik choacing yang benar

5. Upaya yang saya lakukan dalam menghadapi kendala tersebut adalah

  1. Bersikap tenang dan percaya diri dalam melakukan coaching
  2. Tidak terburu-buru dalam memberikan solusi, dan lebih fokus menjadi pendengar dan membangkitkan kepercayaan coachee

2.3.a.5.3. Ruang Kolaborasi (Unggah Hasil Rekaman)

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Saat ini Anda akan mempraktekkan kasus-kasus yang telah disediakan secara tatap maya bersama fasilitator. Pastikan Anda bersama kelompok telah berlatih mempraktekkan kasus-kasus tersebut sesuai dengan langkah-langkah dalam praktik coaching model TIRTA. Nah, pada sesi ini, praktik yang dilakukan dalam kelompok Anda akan direkam dan untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitator. 

Hasil rekaman dapat diberi nama: Nama Lengkap-CGP Angkatan - Sekolah Asal. Contoh: Shirley Puspitawati-CGP Angkatan 1-SMA Asih

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Setelah secara mandiri Anda mempelajari konsep coaching di konteks pendidikan, komunikasi yang memberdayakan dan model coaching, sekarang saatnya mendiskusikan hasil pemahaman Anda mengenai hal-hal tersebut.

Tentunya Anda sudah memahami mengenai coaching dalam konteks pendidikan, bagaimana komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching, dan model TIRTA. Silakan renungkan pertanyaan-pertanyaan ini.

  1. Adakah pergeseran paradigma berpikir Anda ketika Anda berhadapan dengan situasi  yang dialami baik oleh rekan sesama pendidik maupun murid Anda?
  2. Sebagai pendidik, mengapa Anda memerlukan keterampilan coaching selain keterampilan yang lainnya?
  3. Salah satu prinsip coaching adalah kemitraan yang setara. Apakah kendala yang akan Anda hadapi ketika harus menempatkan diri Anda pada posisi yang setara dengan murid sebagai coachee?

Setelah merenungkan pertanyaan-pertanyaan di atas, simaklah video mengenai coaching model TIRTA berikut.


Selanjutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
  1. Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi  (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee? 
  2. Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach)
  3. Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?
  4. Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?

Jawaban :
  1. Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi  (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee?  Jawab : yang dilakukan coach pertama kali adalah membantu coachee dalam mengenali masalah yang dihadapinya dengan melakukan pendekatan dan komunikasi asersif supaya coachee nyaman. Dalam komunikasi yang dilakukan coach dapat menerapkan model TIRTA dengan menggali tujuan, mengajukan pertanyaan yang reflektif untuk idenifikasi, berusaha meningkatkan kepercayaan dengan menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Coach mendampingi coachee dalam memilih dan menentukan informasi hasil komunikasi dan natinya akan dijadikan rancangan aksi nyata penyelesaian. Langkah terakhir coach mendampingi dalam menjalankan rencana aksi sampai masala bisa teratasi.
  2. Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach) Jawab: Coach memberikan pertanyaan dengan seni bicara yang halus dan tidak memaksa, supaya coachee merasa aman, nyaman, dan dihargai. Choach menjadi pendengar baik dan sabar, apa yang sudah disampaikan oleh coachee. Coach berusaha tertarik dengan apa yang telah diceritakan oleh coachee denga tidak memotong pembicaraan, sabar untuk tidak segera memberikan solusi
  3. Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA? Jawab : Praktek coaching model TIRTA sangat cocok dilakukan dikelas maupun disekolah baik dalam mengatasi masalah murid, karyawan, maupun guru. Tantangan utama dalam melakukan choacing adalah menghadapi coaches yang pasif dan tidak terbuka dengan masalah yang dihadapi.karena dengan masalah ini coach kesulitan menapatkan informasi yang diharapkan.
  4. Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?Jawab : Yang dapat membantu saya dalam mempraktikkan choacing disekolah adalah semua warga sekolah baik itu guru, karyawan dan siswa. Dalam melakukan coaching saya kan melibatkan dan Kerjasama atau berkolaborasi dengan Kesiswaan, wali kelas dan guru bimbingan konseling. dalam pelaksanaan coaching disekolah saya akan mengindentifikasi masalah yang dihadapi, kemudian mengkomunikasikannya dengan dengan pihak – pihak terkait dalam menentukan solusi bersama.

2.3.a.4.3. Eksplorasi Konsep - TIRTA Sebagai Model Coaching

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Terima kasih Anda masih meluangkan waktu untuk bereksplorasi secara mandiri mengenai konsep coaching di konteks pendidikan dan komunikasi yang memberdayakan sebagai salah satu keterampilan dasar coaching.  Sekarang, saatnya Anda mempelajari tentang satu model coaching yang akan Anda praktekkan yaitu TIRTA: satu model coaching yang dapat membantu peran coach dalam membuat alur percakapan menjadi lebih efektif dan bermakna.

TIRTA Sebagai Model Coaching

TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.  Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.

TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan

I: Identifikasi

R: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.

Tugas Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya.

Dengan demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.


Tujuan Umum

TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

a. Apa rencana pertemuan ini?

b. Apa tujuannya?

c. Apa tujuan dari pertemuan ini?

d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?

e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.


Identifikasi

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:

a. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?

b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?

c. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan

d. Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?

e. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?

f. Apa solusinya?


Rencana Aksi

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

a. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?

b. Adakah prioritas?

c. Apa strategi untuk itu?

d. Bagaimana jangka waktunya?

e. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?

f. Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?


TAnggungjawab

TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?

b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?

c. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?


Model TIRTA

Dengan menjalankan metode TIRTA ini, harapannya seorang guru dapat semakin mudah dapat menjalankan perannya sebagai coach. Gambar model TIRTA berikut ini dapat membantu Anda agar lebih terarah dalam melakukan sesi coaching.


Setelah memahami langkah-langkah proses coaching dalam model TIRTA, mari berefleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Question #1
Dari semua langkah dalam model TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?
Menurut saya hal yang menantang adala identifikasi dan rencana aksi. Dalam identifikasi coach harus mampu mencari dan menggali kesulitan, menentukan jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi oleh coaches. Apalagi coaches tersebut pasif dan lebih tertutup. Dalam membuat rencana aksi seorang coach arus mempunyai strategi yang tepat supaya tujuan bisa tercapai dengan baik. Dalam melakukan rencana aksi coach harus banyak ide, arus menggali potensi dan ketrampilan dalam menyelesaikan masalah. apalagi jika kita memiliki berbagai hambatan yang akan mempersulit rencana kita, di sana kita dituntun untuk bisa membuat rencana alternatif.

Question #2
Kendala apakah yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam model TIRTA ketika berupaya melakukan sesi coaching dengan murid Anda di sekolah?
Coaches tidak terbuka dan terlihat pasif saat coach melakukan identifikasi masalah
Tujuan dari coaching tidak dipahami oleh coach dan coaches sehingga terjadi mis komunikasi diantara keduanya
Coaches tidak menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengemukakan rencana aksi yang dikerjakan