Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP memahami keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3
CGP dapat menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah
Pada tahap ini Anda diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di paket Modul 1 dan membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah Anda pelajari. Anda akan membuat sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya.
Bacalah panduan berikut untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut.
- Buatlah sebuah kesimpulan mengenai mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Visi Guru Penggerak.
- Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini. Setelah membuat koneksi antar materi, Anda juga diminta untuk menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah dengan mengisi Tabel Rancangan Tindakan Aksi Nyata dan mengunggahnya ke LMS:
Tabel 3. Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata
Jawaban :
1.1 Filosofi Pemikran Ki Hajar Dewantara
Guru mempunyai tugas “among” (emban) atau “momomg”(mengemban). Maka guru diibaratkan seorang pengasuh (fasilitator) yang mempunyai peran mengasuh, membimbing sang anak dengan ikhlas sesuai bakat dan minat yang diasuh. Maka guru hendaknya mencermati garis kodrat kemampuan siswa agar jiwanya merdeka lahir dan batin. Anak-anak mempuyai kodratnya masing-masing.
1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru haruslah memiliki nilai dan peran sebagai guru penggerak sepaya menjadi teladan, motivator, fasilitator dan mendorong murid untuk mencapai kebahagiannya setinggi-tingginya melalui proses pembelajaran. Nilai yang perlu dimiliki guru adalah mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid. Sedangkan peran yang perlu dimiliki guru yaitu memimpin pembelajaran, berkolaborasi dengan guru lain, menciptakan komunitas belajar dan mewujudkan kepemimpinan bagi murid. Nilai dan peran inilah yang menjadi titik awal dalam melakukan perubahan.
1.3 Visi Guru Penggerak
Dalam mewujudkan sebuahy perubahan maka diperlukannya sebuah visi. Demi mewujudkan visi tersebut perlu Kerjasama, berkolaborasi dan dukungan dari semua warga sekolah. Dalam melakukan perubahan guru harus tergerak, bergerak dan menggerakkan mulai dari diri sendiri sehingga perlu adanya pendekatan dengan paradigma Inkuiri Apresiatif dengan memetakan kekuatan yang dimiliki sekolah melalui tahapan B-A-G-J-A.
1.4 Budaya Positif
Melalui tahapan BAGJA diharapkan akan terwujudnya pembiasaan-pembiasaan karakter yang baik sehingga akan terciptanya budaya positif di sekolah. Dengan terciptanya budaya positif tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan aman dan nyaman sehingga murid mampu berfikir kreatif, bertindak dengan merdeka, mandiri dan memiliki tanggung jawab.
Rancangan membangun Budaya Positif
Merancang kesepakatan kelas bersama dengan murid, menerapkan disiplin yang positif, bukan memberi hukuman , Mewujudkan visi Bersama supaya terciptanya buda positif di sekolah.
Strategi untuk mewujudkan budaya positif disekolah
Disiplin Positif, Posisi Kontrol Guru, Kebutuhan Dasar Manusia, Keyakinan Kelas, Restitusi
Dalam mewujudkan budaya positif disekolah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan diharapkan mampu membentuk karekter murid sehingga terwujudnya merdeka belajar sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dimulai dari menghargai diri sendiri dan orang lain, selalu melaksanakan apa yang sudah menjadi kesepakatan kelas yang dibuat bersama-sama. Guru menjadikan diri menjadi posisi kontrol sebagai manajer dengan memberikan kesempatan kepada murid dalam menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya.
0 komentar:
Posting Komentar