Sharing Bareng Kang Sulis merupakan sebuah blogger yang berisikan tema Pendidikan.. Apabila ada kesamaan isi blog dengan blog lain dan ketidaksesuaian upload file kami mohon maaf.

Kamis, 21 April 2022

2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Pembelajaran

Pengantar

Selamat datang kembali dalam fase eksplorasi konsep yang pertama!

Bapak/Ibu CGP, Mari memulai pembelajaran ini dengan membayangkan suatu hari Anda harus melakukan banyak sekali pekerjaan. Selain tugas mengajar di depan kelas, mengoreksi pekerjaan murid dan memberikan umpan balik, menghadiri rapat dengan orang tua murid untuk mendiskusikan masalah kedisiplinan dan disusul dengan menulis laporan kepada kepala sekolah, dan berbagai tugas sebagai wali kelas atau panitia kegiatan sekolah sudah antri untuk dikerjakan. Apa yang Anda rasakan saat itu?  Mungkin Anda merasa sulit bekerja dengan optimal. Anda mungkin sulit berkonsentrasi saat bersama murid di kelas, merasa kurang sabar saat berkomunikasi dengan orang tua murid, atau akhirnya lupa mengecek artikel untuk buletin sekolah hingga sudah larut malam. Belum lagi, dengan berbagai tugas di atas, seorang guru juga dibutuhkan untuk mendampingi dan membimbing tumbuh-kembang murid.

Selain pendidik, murid-murid pun mengalami situasi yang sama. Mereka dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Selain tugas-tugas akademik, mereka juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fisik,  hubungan dengan teman sebaya, mencapai kemandirian dan tanggung jawab diri dalam keluarga dan masyarakat, menyiapkan rencana studi dan karier, dan lain-lain.

Untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang kompleks ini, baik pendidik maupun murid membutuhkan berbagai bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan personal maupun sosialnya.  Pembelajaran di sekolah harus dapat mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, baik aspek kognitif, fisik,  sosial dan emosional.

Diharapkan, Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam modul ini dapat membantu pemahaman dan penerapan Bapak/Ibu CGP dalam mengelola aspek sosial dan emosional diri sendiri sekaligus dapat menerapkannya pembelajaran sosial dan emosional pada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.

Pendidikan Budi Pekerti

Bapak Ki Hajar Dewantara mengemukakan pembelajaran holistik dalam filosofi budi pekerti (diambil dari Presentasi “Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara, Syahril, 2020):

“Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan.  Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.”

Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa dengan memperhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka (Ki Hajar Dewantara dalam Mustofa, 2011).

Pemerintah juga menyadari pentingnya peran sekolah dalam mengembangkan pendidikan yang dapat mendorong harmonisasi aspek kognitif, sosial dan emosional murid dengan mengeluarkan Permen Kemendikbud No. 20 tahun 2018. Permen tersebut mengatur tentang Pendidikan Penguatan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal. 

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).  PPK berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan; dan berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari.

A. Pembelajaran Sosial dan Emosional

Bapak/Ibu CGP, mari membahas tentang pembelajaran sosial dan emosional yang mengacu pada kerangka CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) (www.casel.org). Pembelajaran Sosial Emosional dalam modul ini bertujuan untuk membantu pemahaman dan penerapan Bapak/Ibu CGP dalam mengelola aspek sosial dan emosional diri sendiri sekaligus dapat menerapkannya pembelajaran sosial dan emosional pada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.

Pembelajaran Sosial dan Emosional yang ditujukan untuk jenjang pendidikan usia dini hingga menengah ini dikembangkan pada tahun 1994 oleh sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak (salah satunya adalah Psikolog Daniel Goleman, pencetus teori Kecerdasan Emosi).  Kerangka Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi secara lebih baik antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan:
  1. memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
  2. menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  3. merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
  5. membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)  dapat dilakukan dengan 4 cara:
  1. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE)  secara spesifik dan eksplisit
  2. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
  3. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid
  4. Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Pendekatan SEL yang efektif seringkali menggabungkan empat elemen yang diwakili oleh akronim SAFE (https://casel.org/what-is-sel/approaches/) :
  1. Sequential/berurutan:   Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan
  2. Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
  3. Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun  personal
  4. Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
Di bawah ini terdapat video yang akan memberikan pemahaman mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional. Namun sebelum menonton video tersebut, bacalah terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang disajikan, kemudian jawablah setelah menyimak videonya.


Tugas 2a1. (1)
Berdasarkan hasil menyimak video CASEL - What Is Social and Emotional Learning (SEL), silahkan Bapak/Ibu jawab pertanyaan berikut.

Uraikan dengan kata-kata Anda sendiri pesan kunci yang Anda dapatkan dari video tersebut.
Jawaban :
Setelah mengamati video pembelajaran Sosial dan Emosi, Bahwa dengan cara melakukan pembelajaran melalui metode komunikasi, diskusi, pembelajaran yang berpusat pada murid dapat tercipta pembelajaran yang menyenangkan serta dapat meningkatkan dalam pengelolaan emosi.

Tugas 2a1. (2)
Berdasarkan hasil menyimak video CASEL - What Is Social and Emotional Learning (SEL), silahkan Bapak/Ibu jawab pertanyaan berikut.
Menurut Anda, mengapa penting guru memahami dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional, baik bagi dirinya maupun murid?
Jawaban :
pembelajaran sosial dan emosianal penting guru pahimi dan pelajari untuk mengetaui bagaimana kita memenuhi kebutuhan belajar siswa kita disekolah. bagaimana kita sebagai guru dalam mendampingi, mendidik dan membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Tugas 2a1. (3)
Berdasarkan hasil menyimak video CASEL - What Is Social and Emotional Learning (SEL), silahkan Bapak/Ibu jawab pertanyaan berikut.
Tuliskan hal-hal yang sudah Anda ketahui sebelumnya dari video tersebut!
Jawaban :
Bahwa dalam pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran kita harus sering melakukan komunikasi terhadap siswa dan dalam pembelajaran sering melakukan diskusi untuk memecahkan masalah

Tugas 2a1. (4)
Berdasarkan hasil menyimak video CASEL - What Is Social and Emotional Learning (SEL), silahkan Bapak/Ibu jawab pertanyaan berikut.
Tuliskan hal-hal baru yang Anda pelajari dari video tersebut!
Jawaban :
Bahwa dalam pembelajaran soasial dan emosional mampu menanamkan karakter pada anak didik kita. sehingga akan menciptakan pembelajaran disekolah yang aman, penuh kedisiplinan, dan tempa belajar yang tenang dan ramah.

Tugas 2a1. (5)
Berdasarkan hasil menyimak video CASEL - What Is Social and Emotional Learning (SEL), silahkan Bapak/Ibu jawab pertanyaan berikut.
Apa hal-hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Jawaban :
Bagaimana kita sebagai guru dapat menerapkan pembelajaran sosial dan emosi dalam menangani siswa yang mempunyai perilaku yang menyimpang terhadap sesama teman dan guru dalam kelas.

B. Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Untuk mengawali penjelasan tentang kesadaran penuh (mindfulness), mari kita simak video berikut ini.



Bapak/Ibu CGP, Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan. 

Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menulis jurnal,  menikmati alur cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang mendengarkan murid dengan penuh perhatian.  Intinya adalah adanya perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan.

Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua. Latihan tersebut sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, mendengarkan cerita, menghayati keindahan alam, berolah-seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya.

Kesadaran Penuh (Mindfulness)  dan Cara Kerja Otak

Bapak/Ibu CGP, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil (Kabat-Zinn, 2013, hal. 37). Dengan latihan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif.

Video berikut ini menjelaskan bagaimana cara kerja otak dan mekanisme perubahan yang terjadi pada otak saat melakukan latihan berkesadaran penuh (mindfulness), serta dampak positif dari latihan berkesadaran penuh (Mindfulness and How the Brain Works)

Sebelum menonton, untuk membantu memahami video tersebut dengan baik, bacalah terlebih dahulu beberapa pertanyaan berikut: (1) Tuliskan sebanyak mungkin fakta yang sudah Anda pelajari dan pahami tentang latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!; (2) Jelaskan hubungan kerja bagian otak prefrontal (disebut otak luhur dalam modul 1.3) dan latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!; (3) Menurut Anda, bagaimana latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat bermanfaat bagi Anda?; dan (4) Setelah Anda memahami manfaat latihan berkesadaran penuh (mindfulness), gambarkanlah sebuah situasi yang merefleksikan bahwa kemampuan tersebut akan bermanfaat bagi Anda dalam menghadapi suatu situasi sosial yang menantang dalam menjalankan peran sebagai pendidik! Berikan penjelasan.



Berdasarkan penjelasan video “Mindfulness dan Cara Kerja Otak”, kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan. Artinya, kita dapat melatih kemampuan untuk memberikan perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan. Kegiatan-kegiatan seperti latihan menyadari napas (mindful breathing); latihan bergerak sadar (mindful movement), yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan gerakan; latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh saat berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung jari, dan sensori peraba kita.  Kegiatan-kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar, bergerak dengan sadar, berjalan dengan sadar dan menyadari seluruh tubuh dengan sadar juga dapat diawali dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyadari napas.

Mengapa menyadari napas?  Karena napas adalah jangkar yang dimiliki setiap orang untuk berada di sini dan masa sekarang (here and now). Pikiran kita merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Seorang ilmuwan dan filsuf bernama Deepak Chopra dalam website pribadinya menyebutkan bahwa manusia memiliki 60.000-80.000 pikiran dalam sehari. Bayangkan betapa sibuknya pikiran kita. Karena sangat cair, pikiran dapat bergerak ke masa depan dan menimbulkan perasaan khawatir. Pikiran juga dapat bergerak ke masa lalu yang seringkali menimbulkan perasaan menyesal. Pikiran berada dalam situasi terbaiknya jika ia fokus situasi saat ini dan masa sekarang,  Cara termudah untuk membuat pikiran dan perasaan Anda berada pada saat ini dan masa sekarang adalah dengan menyadari napas.  Selain itu, kegiatan menyadari napas juga juga paling mudah dilakukan karena dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan tidak membutuhkan alat bantu apapun kecuali napas Anda. 

Silahkan tonton video latihan salah satu teknik mindfulness STOP dan baca Artikel tentang Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi

0 komentar:

Posting Komentar